Patutkah Budaya Seperti Ini Dilestarikan?

Ada yang perlu dibenahi terkait tata cara suka cita yang dilakukan adik-adik kelas di SMP maupun SMA. Sebelumnya, kami admin Kenyang Info mengucapkan Selamat!!! kepada adik-adik kami di bangku SMP maupun SMA yang baru saja resmi lulus. :)

Jangan patah semangat untuk adik-adik kami yang belum lulus. Masih ada harapan untuk mengulang kembali tahun depan. :)

Berbekal dari foto yang kami ambil dari Google.com, sebagaimana kalimat pembuka di atas: ada yang perlu dibenahi terkait tata cara suka cita kelulusan anak SMP dan SMA. :)


Kok bisa begitu?
Lihat ini.
Perayaan kelulusan SMP (detik)
Yang ini juga.
Perayaan kelulusan SMA (google)
Bergembira ria setelah mendapatkan informasi bahwa resmi lulus sekolah, merupakan hal yang wajar. Ungkapan syukur jika terlantun ikhlas akan lebih bermakna dari apa yang dilakukan adik-adik kita pada dua foto di atas.

Seragam sekolah yang sudah tidak akan dipakai karena telah lulus, akan lebih bermanfaat jika diberikan kepada adik-adik yang akan naik ke tingkat pendidikan lebih tinggi dari sebelumnya. Terlebih pada adik-adik yang memang butuh seragam untuk sekolah. Adik-adik kita yang sangat butuh uang berlebih untuk membeli seragam.

Perhatikan lagi perilaku yang ditunjukkan dalam foto kedua di atas. Apakah pantas seorang siswi berjilbab diperlakukan seperti itu? Apakah pantas siswi berjilbab membiarkan teman laki-lakinya memperlakukannya seperti itu?

Sebenarnya siapa sih yang awal mula mencanangkan program corat-coret seragam sekolah? Ada yang tahu?

Kemudian selain aksi corat-coret seragam sekolah, ada juga budaya konvoi kelulusan. Hampir di tiap kota ada yang melakukan hal semacam ini. Masih mending jika konvoi dilakukan dengan tertib. Memakai helm dan membawa surat-surat kendaraan lengkap.

Nah, jika tidak ada ketertiban dalam sebuah konvoi, yang dapat terjadi adalah kecelakaan. Sebagaimana yang menimpa seorang adik kelas kita di Kabupaten Temanggung beberapa hari yang lalu. Adik kelas kita itu meninggal dunia setelah terindikasi sepeda motor yang dia naiki bersenggolan dengan sepeda motor kawannya. Korban tidak dapat mengendalikan laju sepeda motornya. Korban terjatuh dan dari arah berlawanan ada sepeda motor yang melaju dan langsung melindasnya. Korban meninggal seketika di tempat kejadian.

Apakah budaya kelulusan seperti ini akan terus dilestarikan oleh adik-adik kelas kita tahun berikutnya?
Ataukah memilih untuk mensyukuri pencapaian dengan bersedekah seperti yang telah ditunjukkan dengan gigih para kurir Sedekah Rombongan? (Sila baca artikel ini) :)

Relakah kita membiarkan generasi berikutnya akan seperti itu terus? :)

Sumber:
http://www.merdeka.com/peristiwa/konvoi-kelulusan-siswa-smk-tewas-ditabrak.html

1 komentar:

Deny Gnasher mengatakan...

Aduh, gambar kedua itu bener-bener imoralitas yah. Ckckck...

Posting Komentar

Copyright © Kenyang Info